BAHASA INDONESIA 2
Nama: Prima
Bayu Persada
NPM : 15212708
Kelas : 3EA25
A. PENALARAN
Penalaran
(reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti,
fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah
proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan.
Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman,
atau pendapat para ahli (otoritas). Ada dua jenis metode dalam menalar. Yaitu
dengan Metode Induktif dan Metode Deduktif.
B. INDUKTIF
Metode
Penalaran Induktif
Metode
penalaran induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak
dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan di fenomena yang diselidiki
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Pengertian fenomena-fenomena
individual sebagai landasan penalaran induktif harus diartikan pertama-tama
sebagai data-data maupun sebagai pernyataan-pernyataan, yang tentunya bersifat
faktual pula.
Metode Penalaran Induktif memiliki 3
bentuk, yaitu :
·
Generalisasi
Generalisasi
adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju
kesimpulan umum.
Contoh:
·
Jika Sulkanafi mempunyai uang, Dia akan membeli handphone blackberry
seri curve.
·
Jika Firda mempunyai uang, Dia akan membeli handphone blackberry seri
bold.
·
Jika Johan mempunyai uang, Dia akan membeli handphone blackberry seri
pearl.
·
Jika mereka mempunyai uang, mereka akan membeli handphone
blackberry.
Generalisasi
sendiri terdiri dari 2 macam. Yaitu Generalisasi Sempurna dan Generalisasi
Tidak Sempurna.
* Generalisasi
Sempurna adalah Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar
penyimpulan diselidiki.
* Generalisasi
Tidak Sempurna adalah Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian
fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum
diselidiki.
·
Analogi
Cara penarikan
penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Analogi
mempunyai 4 fungsi,antara lain :
1. Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat
kesamaan
2. Meramalkan kesamaan
3. Menyingkapkan kekeliruan
4. Klasifikasi
Contoh:
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan
sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi
kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
·
Hubungan Kausal
Penalaran yang
diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam – macam
Hubungan Kausal :
1. Sebab – Akibat
Pepe Reina
mencetak gol ke gawang sendiri sehingga mengakibatkan Liverpool kalah.
2. Akibat – Sebab
Dono tidak
dapat mengikuti ujian karena tidak memakai seragam sekolah.3.
1. Akibat – Akibat
Ayah melihat Bruno memilih-milih handphone di
counter handphone blackberry, sehingga ayah beranggapan bahwa Bruno ingin
membeli handphone blackberry.
C. DEDUKTIF
Metode
Penalaran Deduktif
Metode berpikir
deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Konteks
penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk
memahami suatu gejala. Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari
dua buah pernyataan, yaitu premis mayor
dan premis minor dan sebuah kesimpulan.
·
Berikut ini
bentuk – bentuk Silogisme :
1. Silogisme Kategorial
Silogisme yang
semua posisinya merupakan proposisi kategorik, demi lahirnya konklusi maka
pangkal umum tempat kita berpijak harus merupakan proposisi universal,
sedangkan pangkalan khusus tidak berarti bahwa proposisinya harus partikuler
atau singuler, tetapi bisa juga proposisi universal tetapi ia diletakkan di
bawah aturan pangkalan umumnya. Pangkalan khusus bisa menyatakan permasalahan
yang berbeda dari pangkalan umumnya , tapi bisa juga merupakan kenyataan yang
lebih khusus dari permasalahan umumnya dengan demikian satu pangalan umum dan
satu pangkalan khusus dapat di hubungkan dengan berbagai cara tetapi hubungan
itu harus di perhatikan kwalitas dan kantitasnya agar kita dapat mengambil
konklusi atau natijah yang valid.
Contoh
Silogisme Kategorial :
(P. Mayor) Blackberry meluncurkan handphone kualitas harga menengah
keatas.
(P. Minor) Bold adalah salah satu seri blackberry.
(Kesimpulan)
Bold memiliki kualitas harga menengah keatas.
2. Silogisme Hipotesis
Premis mayornya
berupa proposisi hipotesis sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik
yang menetapkan atau mengingkari term antecendent atau term konsekwen premis
mayornya . Sebenarnya silogisme hipotesis tidak memiliki premis mayor maupun
premis minor karena kita ketahui premis mayor itu mengandung term predikat pada
konklusi, sedangkan premis minor itu mengandung term subyek pada konklusi.
·
Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
Jika hujan ,
saya naik becak
Sekarang Hujan
.
Jadi saya naik
becak.
·
Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekwensinya, seperti:
Bila hujan,
bumi akan basah
Sekarang bumi
telah basah .
Jadi hujan
telah turun
·
Silogisme
hipotesis yang premis Minornya mengingkari antecendent, seperti:
Jika politik
pemerintah dilaksanakan dengan paksa , maka kegelisahan akan timbul .
Politik
pemerintah tidak dilaksanakan dengan paksa ,
Jadi
kegelisahan tidak akan timbul
·
Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengingkari bagian konsekuensinya , seperti:
Bila mahasiswa
turun kejalanan ,
Pihak penguasa
akan gelisah
Pihak penguasa
tidak gelisah
Jadi mahasiswa
tidak turun ke jalanan
Sumber:
http://the-end-forever-primmmbay.blogspot.com/2015/03/bahasa-indonesia-2-penalaran-induktif.html
http://the-end-forever-primmmbay.blogspot.com/2015/03/bahasa-indonesia-2-penalaran-induktif.html
0 Komentar:
Posting Komentar