PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
(SOFTSKILL)
Globalisasi Dan Pengaruhnya
Terhadap Identitas Nasional
PRIMA
BAYU PERSADA
15212708
KELAS
: 2EA25
MATA
KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
ATA
2013/2014
UNIVERSITAS
GUNADARMA
PENDAHULUAN
Identitas
nasional di indonesia perlu di pertahankan karena dampak dari globalisasi sudah
mulai merusak identitas nasional. Banyak orang yang tidak mengetahui identitas
dari bangsa indonesia, beserta sejarah-sejarahnya. Akibat dari kurangnya
pengetahuan tentnang identitas nasiona, terdapat dampak negatif bagi bangsa
indonesia ini. Dan perlu penyelesaian maslah yang tepat dan akurat.
TUJUAN
Ø Pengertian dari identitas nasional
Ø Identitas nasional negara kita
Ø Penyebab pudarnya identitas nasional
Ø Cara untuk mengatasi pudarnya identitas nasional
IDENTITAS
NASIONAL
A. Pengertian Identitas Nasional
Identitas
berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga
menunjukkan suatu keunikannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional
berasal dari katanati on yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan
komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan
serta ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud dengan identitas nasional adalah
ciri-ciri, kepribadian, atau jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
membedakannya dengan bangsa lain di dunia.
Identitas
nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh
dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri
khas. Dengan ciri-ciri khas tersebut, suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain
dalam hidup dan kehidupannya.
Dengan
demikian identitas nasional suatu bangsa adalah ciri khas yang dimiliki suatu
bangsa yang membedakannya dari bangsa lainnya. Namun demikian proses pembetukan
Identitas nasional bukan merupakan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu
yang terbuka dan terus berkembang mengikuti perkembangan jaman. Akan terjadi
pergeseran nilai dari identitas itu sendiri apabila identitas itu tidak dapat
dijaga dan dilestarikan, sehingga mengakibatkan identitas global akan
mempengaruhi nilai identitas nasional itu sendiri.
Secara umum
terdapat beberapa dimensi yang menjelaskan kekhasan suatu bangsa. Unsur-unsur
identitas itu secara normatif, berbentuk sebagai nilai, bahasa, adat istiadat,
dan letak geografis.
B.
Identitas
Nasional Negara Kita
Indonesia
adalah negara besar. Negara dengan pulau terbanyak di dunia (17.504), lebih
dari 300 suku bangsa, serta tidak kurang dari 200 bahasa daerah dengan 67
bahasa induk. Jumlah penduduk Indonesia menurut BPS pada tahun 2009 ini
berjumlah 231 juta jiwa. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang plural dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah pemersatu bangsa kita.
Pertanyaannya,
Apa identitas bangsa Indonesia sesungguhnya? Pertanyaan ini penting untuk
menilai keberadaan bangsa Indonesia yang terus membangun identitasnya. Bangsa
yang terbentuk dari berbagai kelompok, dalam proses integrasinya, tentu
berusaha hidup dengan identitas kebangsaan yang mengatasi identitas
primordialnya. Di sinilah terletak urgensi dari pertanyaan di atas. Jika
Indonesia bukan Jawa, bukan Ambon, bukan Batak, bukan Madura, bukan Sunda,
bukan Dayak, bukan Islam, bukan Kristen, bukan Hindu, bukan Buddha, bukan
Konghucu, dst. Indonesia itu apa? Dari telaah identitas Indonesia dengan paham
nasionalnya, maka Indonesia adalah semuanya. Integrasi dari semuanya adalah Indonesia,
tanpa harus mengeliminir satu kelompok, dan tanpa didominasi oleh satu
kelompok. Proses interaksi antarkelompok dalam prinsip kesetaraan akan
menghasilkan sebuah identitas Indonesia.
Ciri-ciri utama yang melekat sebagai identitas nasional Indonesia
adalah:
- Pluralisme dan Multikulturalisme
Kita tidak
dapat mengingkari sifat pluralistik bangsa kita sehingga perlu pula memberi
tempat bagi berkembangnya kebudayaan sukubangsa dan kebudayaan agama yang
dianut oleh warganegara Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan
sukubangsa dan kebudayaan agama, bersama-sama dengan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara, mewarnai perilaku dan kegiatan kita. Berbagai
kebudayaan itu berseiringan, saling melengkapi dan saling mengisi, tidak
berdiri sendiri-sendiri, bahkan mampu untuk saling menyesuaikan (fleksibel)
dalam percaturan hidup sehari-hari.
Salah satu
isu penting yang mengiringi gelombang demokrasi adalah munculnya wacana
multikulturisme. Multikulturisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara
sama sebagai kesatuan tanpa memedulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa
maupun agama. Gerakan multicultural muncul pertama kali di Kanada dan Australia
sekitar 1950-an.
Multikultural
menjadi semacam respon kebijakan baru dalam keragaman.dengan kata lain, adanya
komunitas yang berbeda saja tidak cukup, karena yang terpenting adalah
komunitas tersebut diperlukan sama oleh warga Negara maupan Negara.
2. Kesetaraan
Dengan identitas
pluralis dan multikulturalis itu bangunan interaksi dan relasi antara manusia
Indonesia akan bersifat setara. Paham kesetaraan akan menandai cara berpikir
dan perilaku bangsa Indonesia, apabila setiap orang Indonesia berdiri di atas
realitas bangsanya yang plural dan multikultural itu. Identitas kesetaraan ini
tidak akan muncul dan berkembang dalam susunan masyarakat yang didirikan di
atas paham dominasi dan kekuasaan satu kelompok terhadap kelompok yang lain.
Kesetaraan merupakan identitas nasional Indonesia.
3. Karakter Nasional
Karakter
nasional adalah gambaran umum mengenai identitas nasional Indonesia. Karakter
ini hanya akan muncul secara kuat apabila identitas sebagai bangsa Indonesia
jelas. Maksudnya apabila kesadaran pluralitas dan multikultural itu jelas bagi
bangsa Indonesia, maka karakter bangsa Indonesia akan muncul dan terlihat. Jika
dicirikan dengan lebih spesifik, apabila manusia Indonesia menjadikan
pluralisme dan multikulturalisme yang melahirkan paham kesetaraan sebagai wawasan
dan tradisi bangsa, akan muncul sosok manusia Indonesia yang berkarakter
merdeka, otonom, demokrat, humanis, bertanggung jawab, hormat terhadap
bangsa-bangsa lain, dan berwawasan universal.
C. Indikasi Pudarnya Identitas Nasional
1. Budaya asli nasional semakin tenggelam
Dewasa ini
budaya dan adat yang menjadi ciri khas nasional kita semakin ditinggalkan.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke
Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin
banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan seperti mabuk-
mabukkan, clubbing, memakai pakaian mini,bahkan berciuman di tempat umum
seperti sudah biasa di Indonesia. Meskipun gaya hidup tersebut tidak semuanya
dinilai jelek, tetapi dengan menerima dan mengaplikasikan gaya hidup barat
tersebut lambat laun akan menggeser budaya asli yang ada di nega ra kita. Situasi Budaya Indonesia saat ini
sangat memprihatinkan. Pasalnya, semakin banyak kebudayaan Indonesia yang
diklaim oleh negara tetangga kita sendiri yaitu Malasyia. Seperti tari reog
ponorogo dan tari pendet yang diklaim juga oleh Malaysia. Hak paten atas
kebudayaan dalam hal ini sangat berperan penting. Pemerintah baru menyadari
akan perlunya hak paten tersebut setelah adanya klaim-mengklaim Malaysia
terhadap kebudayaan Indonesia.
2. Rasa memiliki terhadap identitas Indonesia menurun
“Cintailah
produk dalam negeri”, sebuah kalimat yang mulai digalakkan seiring dengan
persaingan produk dengan luar negeri. Masyarakat Indonesia lebih memperhatikan
merk yang berasal dari luar negeri dibanding buatan lokal. Ini berarti
masyarakat mulai kehilangan rasa cinta akan tanah air, rasa nasionalisme.
Begitu juga dalam hal cinta dan peduli akan identitas bangsa sendiri. Simbol
ataupun ciri yang melambangkan negara tidak begitu diperhatikan lagi.
Nilai-nilai yang terkandung dalam lambang negara kita, Pancasila, tidak lagi
diterapkan sepenuhnya. Tradisi ataupun adat dipandang sebagai produk masa lalu
yang cukup dikenang saja, tanpa dipertahankan keutuhannya. Rasa malu untuk
menggunakan budaya dalam negeri akibat adanya budaya asing juga menjadi
indikasi turunnya rasa nasionalisme.
3. Mendahulukan kepentingan kelompok dan disintegrasi
bangsa
Munculnya
kelompok-kelompok dan gerakan yang bertujuan untuk memisahkan diri dari bangsa
ini adalah salah satu indikasi melemahnya identitas bangsa. Keanekaragaman
bangsa tidak dipandang sebagai pemersatu melainkan sebagai bagian-bagian
terpisahkan yang memiliki kepentingan tersendiri antara satu dengan lainnya.
Salah satu adalah bermunculannya organisasi sosial yang berkedok pada agama
(FPI, JI, MMI, Organisasi Aliran Islam/Mahdi), etnis (FBR, Laskar Melayu) dan
ras. Akibatnya, sering terjadi konflik kepentingan antarkelompok dan tidak
jarang juga berakhir dengan kekerasan.
4. Lupa sejarah
Faktor
integrasi bangsa Indonesia salah satunya rasa senasib dan sepenanggungan serta
rasa seperjuangan di masa lalu ketika mengalami penjajahan. Penjajahan
menimbulkan tekanan baik mental ataupun fisik. Tekanan yang berlarut – larut
akan melahirkan reaksi dari yang ditekan. Sehingga muncul kesadaran ingin
memperjuangkan kemerdekaan. Dengan kesadaran ini, maka keberagaman suku atau
golongan yang ada di Indonesia tidak dipermasalahkan semuanya bersatu, berjuang
untuk merdeka. Sehingga terbentuklah negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
semboyannya Bhineka Tunggal Ika. Tetapi seiring berlalunya waktu, hal tersebut
mulai dilupakan. Masyarakat Indonesia kebanyakan sekarang tidak menganggap
penting nilai sejarah masa lalu tersebut seakan-akan terlena dengan kenikmatan
yang dirasakan. Padahal terbentuknya Negara Indonesia melalui perjuangan keras
para pahlawan dan seharusnya identitas negara ini juga dijaga dan
dipertahankan.
D. Cara-cara untuk Mengatasi Memudarnya
Identitas Nasional
1) Pendidikan tentang kebangsaan untuk memberikan
pemahaman yang kuat mengenai identitas nasional. Rasa nasionalisme sebisanya
ditanamkan dalam tiap masyarakat sedini mungkin. Nilai-nilai luhur dan budaya
nasional diperkenalkan dengan baik dan meluas ke seluruh lapisan masyarakat
agar mereka semakin menjunjung tinggi dan bangga akan identitas nasional.
Penanaman dan pengamalan nilai yang terkandung dalam Pancasila juga dapat
dilakukan sebagai usaha mempertahankan ciri bangsa sekaligus menwujudkan insan
yang seutuhnya karena nilai-nilai Pancasila adalah baik dan benar. Secara
akademik, dapat dilakukan dengan melakukan pengajaran kepada siswa tentang
identitas bangsa, misalnya dengan adanya mata pelajaran Pancasila dan
Kewarganegaran baik di tingkat sekolah maupun tingkat universitas agar
masyarakat semakin mengerti dengan negaranya. Dari rasa pengertian itulah,
diharapkan dapat tumbuh kepekaan dan cinta akan bangsa dan negaranya.
2) Membangun kebudayaan nasional Indonesia Kebudayaan
merupakan aset yang penting sebagai identitas nasional. Negara Indonesia yang
terdiri dari banyak pulau dengan banyak suku bangsa tentunya juga mempunyai
beragam budaya dan kesenian daerah. Kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut
merupakan pembentuk identitas budaya nasional kita sehingga harus dijaga dan
dikembangkan. Kebudayaan nasional yang beraneka ragam unsurnya dapat
dilestarikan dengan mempolulerkan budaya tersebut, dan jika bisa hingga ke
tingkat internasional. Membangun kebudayaan nasional Indonesia harus mengarah
kepada suatu strategi kebudayaan untuk dapat menjawab pertanyaan,³Akan kita
jadikan seperti apa bangsa kita?´ yang tentu jawabannya adalah³menjadi bangsa
yang tangguh dan entrepreneurial, menjadi bangsa Indonesia dengan ciri-ciri
nasional Indonesia, berfalsafah dasar Pancasila, bersemangat bebas-aktif mampu
menjadi tuan di negeri sendiri, dan mampu berperanan penting dalam percaturan
global dan dalam kesetaraan juga mampu menjaga perdamaian dunia´.
3) Menjaga integritas bangsa Integritas nasional adalah
suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam
kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1989) yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan,
keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.
Negara kita juga tentunya telah mengalami proses integrasi yang tidak mudah
mengingat keanekaragaman suku, agama, dan budaya. Rasa persatuan dan kesatuan
harus dipupuk secara kontinu untuk menjaga keutuhan bangsa. Selain itu
diperlukan rasa toleransi dalam masyarakat untuk mencegah terjadinya perpecahan
ataupun peperangan yang melibatkan unsur golongan atau kelompok tertentu.
Pemerintah juga memegang peranan yang penting dalam menjaga integritas bangsa.
Faktor keamanan menjadi penentu yang utama. Untuk itu diperlukan aparat atau
perangkat keamanan nasional yang tangguh dalam menjaga keutuhan bangsa.
KESIMPULAN
Identitas
berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga
menunjukkan suatu keunikannya serta membedakannya dengan hal-hal lain.Dengan
demikian identitas nasional suatu bangsa adalah ciri khas yang dimiliki suatu
bangsa yang membedakannya dari bangsa lainnya.
Ciri-ciri
utama yang melekat sebagai identitas nasional Indonesia adalah:
·
Pluralisme
dan Multikulturalisme
·
Kesetaraan
·
Karakter
Nasional
Indikasi
pudarnya identitas nasional :
1. Budaya asli nasional semakin
tenggelam
2. Rasa memiliki terhadap identitas
Indonesia menurun
3. Mendahulukan kepentingan kelompok
dan disintegrasi bangsa
4. Lupa sejarah
Cara
mengatasi pudarnya identitas nasional :
Ø Pendidikan tentang kebangsaan untuk memberikan
pemahaman yang kuat mengenai identitas nasional.
Ø Membangun kebudayaan nasional Indonesia Kebudayaan
merupakan aset yang penting sebagai identitas nasional.
Ø Menjaga integritas bangsa Integritas nasional adalah
suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam
kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1989) yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan,
keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.
DAFTAR
PUSTAKA
0 Komentar:
Posting Komentar